Sabtu, 21 Mei 2011

[Fanfic] Little Secret (chap 5) ~end~

Title : Little Secret
Chapter : 5
Author : Opi Yamashita
Genre : Romance mungkin #plakk
Rating : PG
Cast : Kei Inoo (HSJ), Sakurai Sho (Arashi), Yamashita Tomohisa (NewS), Opi Yamashita (OC), Ikuta Din (OC) dan selentingan orang numpang lewat
Disc : Kei Inoo, Sho Sakurai dan Yamashita Tomohisa itu kepunyaan Okaa-san dan Otou-san serta JE. Opi Yamashita dan Ikuta Din itu OC saia. tehehehhee....ada yang udah nagih jd lngsng post ajah...itung" pengen cepet beres.. soalnya bakal ada proyek baruuuuuu #lirik Din

Douzou~



Sudah 20 menit Opi menatap isi bukunya. Tadi ia bermaksud untuk membaca karena pelajaran berikutnya akan ada tes sejarah. Tapi Opi kesal karena sejak tadi ia tidak dapat berkonsentrasi. Pikirannya masih melayang tentang kejadian tadi malam. Setiap ia mengingat hal itu, wajah Opi terasa panas.



“Haaah~ ternyata tidak bisa,” desah Opi menyerah.



“Apa yang tidak bisa?” tanya Din yang sudah berdiri di hadapan Opi.



“Din? Sedang apa di kelasku?”



Opi kaget Din ada di kelasnya. Opi dan Din memang tidak sekelas. Mereka hanya sempat sekelas ketika kelas 1.



“Aku hanya ingin bilang kalau Tomo memintamu membeli bahan-bahan untuk makan malam nanti,” jelas Din sambil menunjukkan daftar belanjaan.



“Kenapa Onii-chan tidak bilang langsung saja?” Opi lalu memeriksa keitai-nya. Mungkin saja keitai-nya lowbat. Tapi setelah dilihat, baterai nya masih penuh.



“Oh..itu karena tadi aku sedang berkirim e-mail. Jadi sekalian saja.”



“Hah? Berkirim e-mail? Sejak kapan hubungan kalian sedekat itu?” tanya Opi kaget. Ia sama sekali tidak tahu kalau sahabatnya berkirim e-mail dengan kakaknya.



“Tomo tidak pernah cerita? Sudah lama. Sebelum aku putus dengan Keito. Lalu....”



“Lalu?” potong Opi.



“Lalu..dua hari yang lalu..kami pacaran,” lanjut Din pelan.



Opi memalingkan kepalanya kesal. “Cih..jadi kalian tidak pernah cerita padaku? Menyebalkan sekali.”



“Gomen ne..aku takut kau marah. Makanya tidak pernah cerita. Gomenasai,” Din mengatupkan tangannya tanda memohon.



“Aku tidak marah. Aku hanya kesal kalian tidak pernah cerita. Aku pikir kau hanya sekedar tertarik saja,” ralat Opi.



“Jadi kau tidak marah?” Din memastikan.



“Mana mungkin aku marah. Aku senang kalau kau dan Onii-chan senang.”



Din tersenyum lebar. “Sankyuu..” lalu mendaratkan kecupan di pipi Opi.



Opi terbelalak kaget.”Apa-apaan kau? Itu menjijikan tahu..”



“Hee hee..” Din tertawa lebar.”Lalu tadi kau kenapa? Daijoubu ka?” lanjut Din.



“Sebenarnya ada yang ingin aku ceritakan, tapi...”



Opi sengaja menggantungkan pembicaraan karena tiba-tiba ada yang melanjutkan.



“Ikuta Din, apa kau tidak mendengar bel? Cepat kembali ke kelasmu!” perintah Gin-sensei yang sudah ada di depan kelas. Opi dan teman-teman sekelasnya tertawa melihat wajah Din yang sudah memerah.



“Opi...kenapa tidak bilang?” protes Din berbisik.



“Itu hukuman karena kau sudah merahasiakan hubunganmu dengan Onii-chan,” jawab Opi sambil tertawa.



Din cemberut. Ia tidak tahu akan dikerjai oleh sahabatnya sendiri. Akhirnya Din keluar kelas sambil menunduk meminta maaf dan keluar menuju kelasnya dengan menampakkan wajah sangat malu.



----



Opi melirik jam tangannya. Sudah pukul 8 malam saat ia keluar dari wilayah sekolahnya.



Opi menghembuskan nafasnya dengan berat. ”Hari ini juga tidak ada,” gumamnya.



Sudah 2 minggu terakhir ini Kei yang biasanya menjemputnya tidak menampakkan diri sama sekali. Di rumah ia hanya bertemu dengan Kei pada pagi hari. Itu pun hanya sebentar. Bahkan saat pertandingan kemarin, Kei tidak menontonnya.



Sikap Kei sedikit berubah sejak peristiwa Kei menciumnya. Hal itu sedikit membuat Opi lega karena ia belum bisa menjawab apapun tentang perasaan Kei. Ia pasti akan kebingungan jika tiba-tiba Kei ada dihadapannya lalu meminta jawabannya. Tapi ada juga perasaan kesepian. Ingin rasanya peristiwa itu tidak pernah terjadi.



“Kalau kau berjalan sambil menunduk seperti itu, kau bisa menabrak tiang.”



Suara itu muncul dari seseorang di belakangnya. Opi menoleh untuk mengetahui siapa yang berbicara.



“Kei?”



Opi tidak mengira kalau orang itu adalah Kei. Baru saja ia memikirkan kalau tiba-tiba Kei ada dihadapannya. Dan sepertinya pemikirannya menjadi kenyataan.



“Tadi aku ke sekolahmu. Tapi temanmu bilang kau sudah pulang. Jadi aku menyusul,” jelas Kei tanpa ditanya.



Opi hanya mengangguk.



Selama perjalanan menuju halte, baik Opi maupun Kei tidak berkata apapun.



“Ano...” Kei akhirnya berbicara.



Opi masih juga bergeming.



“Tentang malam itu....”



Hanya bercanda saja, batin Opi berharap itu yang akan dikatakan oleh Kei seperti saat dia melakukannya pertama kali 11 tahun yang lalu.



“Malam itu....aku serius,” lanjut Kei.



Opi menoleh ke arah Kei dengan cepat karena kelanjutannya tidak sesuai dengan harapannya.



“Demo....doushite?”



“Kamu tahu, saat kamu menangis 8 tahun yang lalu. Saat mamamu meninggal. Lalu saat kamu menangis karena putus

dengan Sakurai-san. Aku ingin melakukan sesuatu untukmu agar kamu tenang. Apapun itu. Walaupun sikapku menyebalkan. Asal membuatmu tenang dan senang. Aku ingin melakukan semuanya.”



Ucapan Kei benar-benar membuat Opi tidak dapat berkata apa-apa. Ini diluar dugaannya. Ia tak menyangka Kei akan mengucapkan hal-hal yang......menenangkan.



“Tapi..aku masih.....”



“Aku tahu,” potong Kei.”Tidak semudah itu kamu melupakan Sakurai-san. Aku akan menunggu.”





Opi lalu terdiam. Seperti yang dikatakan Kei, ia memang belum bisa melupakan Sho. Tapi mendengar Kei mengucapkan kata-kata itu membuat ia senang.



“Kei..” panggil Opi.



“Hmm?”



“Arigatou..”



Kei tersenyum. Senyum yang paling Opi sukai.



Opi lalu memeluk Kei. Kei sedikit kaget tapi kemudian membalas memeluk Opi. Ia tahu perjuangannya belum selesai. Tetapi asal ia dapat melihat Opi senang, ia akan terus menunggu. Walaupun membutuhkan waktu yang lama. Dan bagi Opi ini mungkin akan menjadi awal yang baru untuknya. Ada baiknya melupakan Sho dan masa lalunya. Meskipun ia sendiri tidak yakin karena ia terlalu menyayangi Sho. Tapi dari lubuk hatinya, ia senang karena ada Kei di sampingnya.

Dengan masih tersenyum, Opi kembali bergumam, “Arigatou, Kei.”



----



1 tahun kemudian



“Opi, lihat sini!” pinta Din sambil mengarahkan kameranya. Opi sadar akan dipotret lalu tersenyum.



“Din, kemana saja? Tadi aku mencarimu,” Opi lalu menghampiri Din.



Din hanya tersenyum malu. “Aku tadi bersama Tomo,” katanya kemudian.



“Ah..Onii-chan? Beruntung sekali...”



Hari ini tepat hari kelulusan Opi dan Din. Setelah 3 tahun melewati berbagai hal, akhirnya mereka terlepas dari masa SMA mereka.



“Kita pasti akan merindukan suasana seperti ini,” kata Opi.



Din mengangguk. “Banyak sekali yang kita lewati.”



“Un~ seperti Keito kan?” goda Opi diiringi tertawa puas.



“Kau juga. 1 tahun yang lalu. Tentang Sho-sensei,” balas Din.



Opi tiba-tiba terdiam. Din benar. Satu tahun yang lalu adalah saat yang paling berkesan untuknya. Dimulai dengan Opi yang berpacaran dengan Sho, lalu kencan dan pada akhirnya mereka harus berpisah.



“Kau benar,” gumam Opi. “Haaa~ kenapa tiba-tiba aku merindukannya yah?” sahut Opi.



“Kau jangan lupa. Ada yang sedang menunggumu,” lanjut Din.



Opi mendesah panjang. “Jangan ingatkan itu. Sampai sekarang aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.”



Bersamaan dengan ucapannya, Din lalu memanggil Opi dengan tidak sabar.



“Opi...Opi..” panggil Din.



“Doushita no?”



“Sore wa...”



Opi melihat ke arah yang ditunjuk Din, dan di sana sudah berdiri Kei.



“Kei?”



Kei menyadari Opi melihatnya. Lalu ia berjalan menghampiri mereka berdua.



“Omedetou~” ucap Kei begitu sudah di hadapan Opi dan Din.



“Arigatou,” balas Opi yang lalu diikuti oleh Din.



“Ano~ sepertinya aku harus pergi. Tomo menungguku,” ujar Din. “Ja ne~.”



Opi bergumam kesal. Ia tahu Din pasti sengaja meninggalkannya dan Kei.



Selepas kepergian Din, Opi dan Kei masing-masing masih diam.



“Ikko~,” ajak Kei seraya menarik tangan Opi.



“Eh? Kemana?” tanya Opi.



Kei tidak menjawab. Ia hanya berjalan dengan tangannya yang masih menggenggam tangan Opi. Opi sebenarnya

bingung, kenapa dia mau saja mengikuti Kei? Padahal ia tidak tahu akan dibawa kemana dia oleh Kei.



“Ah...Ini kan....”



Opi tahu jalan ini. Ia sangat mengenal jalan ini. Karena ini jalan menuju makam mamanya.



“Kei....” panggil Opi.



Kei tidak menggubis panggilan Opi. Ia lalu berlutut di hadapan makam dan mengatupkan kedua tangannya. Kepalanya tertunduk lalu diam.



“Apa yang kita lakukan di sini?” tanya Opi begitu Kei berdiri kembali.



“Mengunjungi mamamu,” jawab Kei singkat.



Opi semakin tidak mengerti.



“Kamu tahu, apa yang aku lakukan tadi?” tanya Kei.



Opi menggeleng tanda tidak tahu.



Kei tersenyum. “Aku bilang pada mamamu, kalau aku akan menjagamu. Aku akan melanjutkan tugas Tomo Onii-san. Aku

akan membuatmu bahagia.”



Opi tertegun. Ia tidak mengira Kei akan memikirkan hal sedetail itu.



“Kei...”



“Apa kamu keberatan kalau aku......”



“Tidak,” potong Opi.



“He?”



Opi lalu berlutut menghadap makam mamanya.



“Aku tidak keberatan kamu menjagaku. Aku juga tidak keberatan kamu melindungiku,” jawab Opi.



Kei seakan tidak percaya dengan pendengarannya.”Apakah kamu....sudah bisa melihatku?”



“Melihatmu?” tanya Opi tidak mengerti.



“Selama ini kamu hanya mengingat tentang Sakurai-san. Dan aku sudah tidak punya kesempatan.”



“Ma~” Opi memiringkan kepalanya.”Ya begitulah”.



Kei tersenyum lalu menggenggam tangan Opi.



“Ah~” seru Opi seperti teringat sesuatu. “Mungkin kita jangan dulu memberitahu Onii-chan.”



“Doushite?”



“Onii-chan tidak akan suka ini. Karena dulu ia berharap kita tidak berpacaran,” jelas Opi.



“Jadi....ini rahasia?” tanya Kei.



Opi mengangguk.



“Lagi?” tanya Kei lagi.



“Lagi?” Opi kembali bertanya.



“Bukankah waktu berpacaran dengan Sakurai-san, kalian juga merahasiakannya?”



“Ah...kau benar.”



“Tidak masalah,” kata Kei kemudian.”Asalkan kau bersamaku.”



Opi mengangguk lalu tersenyum lebar. ”Kaerimasho~.Aku sudah lapar.”



~FIN~

Akhirnya...

gaje kan terakhirnya?

sebenernya sih pngn ada kelajutannya. tapi klo pada pengen...

jadi komen ajah...

klo mau ada lanjutannya ato ga..

klo engga sampe di sini ajah yah...



ahahahaha...

Tidak ada komentar: