Sabtu, 30 Mei 2009

[FANFIC] Birthday Promise Chapter 6 ~finale~

Title : Birthday Promise
Chapter : Six ~finale~
Author : Niimura Nu feat. Tegoshi Din
Pairing : Hahay, udah tau ?
Genre : Romance, Drama yang terlalu men-drama
Rating : NC-17, MANA berani saia XD~ G aja deh
Disclaimer : Miyuy belongs to herself, Kim Kibum belongs to SM Entertainment, Shigeaki Katou belongs to Johnny’s Entertainment, and other characters belong to their selves.



Jam 09.30 PM

Kibum mulai gelisah. Kemana Miyuy? Apa benar dia tak akan datang? Pikiran Kibum kacau balau, ia takut terjadi sesuatu pada Miyuy. Matanya terus tertuju pada pintu masuk Restaurant itu, tapi tanda – tanda kedatangan Miyuy tidak ada sama sekali.

Miyuy kembali melirik ke Ponselnya. Ia berpikir, pasti Kibum sudah pulang. Tapi bagaimana kalo tidak? Bagaimana kalau Kibum benar – benar menunggunya? Pikiran Miyuy pun mulai pecah, ia sama sekali tidak dapat berkonsentrasi pada apa yang dikatakan oleh Shige.
“Jadi....” Shige mengehentikan bicaranya, memandang wajah Miyuy yang tampak sedikit kebingungan, “Kau mendengarkan aku?” tanya Shige tiba – tiba.
Miyuy gelagapan.
Tiba – tiba Shige berdiri, menarik Miyuy hingga ikut berdiri dengannya.
“Ikut aku!” perintahnya.
Miyuy bingung kenapa Shige tampak marah. Ternyata Shige membawanya ke mobil, dan tiba – tiba saja mobil melaju ke daerah lain.
“Shige –kun...kita akan kemana?”
Shige hanya diam, hanya memperhatikan jalan, tanpa melirik Miyuy sedikitpun.
“Shige-kun?” panggil Miyuy lagi.
Miyuy kaget ketika mendapati dirinya dan Shige berada di depan sebuah Restaurant. Miyuy ingat itu....Restaurant tempat Kibum membuat janji dengannya.
“Sudah jam 10...pergilah...” suara Shige tampak tenang.
“Apa maksudnya, Shige –kun?” Miyuy bingung.
“Masuklah...ia menunggumu kan?”
“Shige-kun...” Miyuy masih bingung kenapa Shige bisa tahu.
“Aku mendengarnya kemarin malam...Kibum itu...orang yang kau ceritakan waktu itu kan?”
Miyuy memang pernah bercerita pada Shige, walaupun Miyuy tidak menyebutkan namanya. Miyuy menatap wajah Shige, mencoba meminta maaf dari tatapannya.
“Aaaa...kurasa lawanku terlalu kuat. Aku tak bisa melawan masa lalu, dan kenagan itu, jadi...pergilah!” kata Shige, memandang Miyuy lagi.
Miyuy hendak pergi, ketika Shige memanggilnya, “Miyuy!”
Miyuy pun berbalik, memandang Shige lagi, urung turun dari mobil.
“Otanjoobi Omedetou...” kata Shige lalu tersenyum.
“Arigatou...” jawab Miyuy lalu membalas senyum Shige lalu segera turun dari mobil.
Shige mentap pergi princessnya malam itu. Merelakan Miyuy dengan orang lain memang rasanya sakit sekali, Shige mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam, dengan hati – hati ia membuka kotak tersebut, memandang cincin putih itu dengan sejuta perasaan.
“Otanjoobi Omedetou...boku no purinsessu..” kata Shige, menutup kotak itu lalu pergi dari pelataran parkir Restaurant.

Kibum mulai tak tenang, tampaknya sudah ada orang yang mengenalinya. Karena dua wanita di pojok situ terus melihatnya, berbisik – bisik tentang sesuatu. Kibum berdo’a semoga itu hanya firasatnya saja.
Kibum tak percaya dengan apa yang dilihatnya, seorang gadis dengan gaun birunya, berlari masuk ke Restaurant itu, mencari – cari seseorang.
Itu Miyuy...
Dia datang...
Ia benar – benar datang...
Miyuy pun menghampiri meja Kibum, tersenyum.
Kibum berdiri, memandang Miyuy dengan pandangan rindu.
“Tuuuuhh kannnn!!! Itu Kibummmm!!!” teriak salah seorang wanita yang sejak tadi memperhatikan Kibum.
Semua orang di Restaurant itu serentak menoleh, menatap Kibum dan Miyuy yang sedang berdiri. Kibum kaget setengah mati.
“Kibuuuummmmm!!!!” teriak cewek – cewek disana.
Kibum secara refleks menarik Miyuy dan membawanya berlari secepatnya dari tempat itu, sebelum cewek – cewek itu benar – benar mengejar mereka.
Tapi ternyata keributan tak hanya terjadi di dalam, ketika Kibum keluar, dan seseorang dari dalam mengejarnya, berteriak – teriak, “Itu Kibuuummmm!!!” maka semua orang di jalan pun, mayoritas cewek, atau emang cewek semua, berlari, mengejar Kibum.
Miyuy yang digandeng Kibum, mencoba menyamakan langakah larinya, agak susah dengan gaun yang ia pakai, untung saja gaun itu hanya sebatas lutut, jadi tidak lebih menyusahkannya, Miyuy masih memakai higheelsnya, kerepotan mencoba berlari memakainya Miyuy menahan tangan Kibum sebentar.
“Kenapa?” tanya Kibum bingung, sementara kawanan fan girl sudah hampir mengahmpiri mereka.
Miyuy melepas sepatunya lalu berlari lagi, mengikuti saja kemana Kibum lari.
“Cape.....” teriak Miyuy hampir kehabisan nafas karena berlari.
Kibum dan Miyuy kini bersembunyi dibalik sebuah pohon besar, berharap serombongan cewek tadi tidak melihat mereka, tapi ternyata salah, seorang cewek berteriak dengan lantang, “Ituuuu Kibuuuummmm!!!”
Kibum pun mau tak mau terus menarik tangan Miyuy
Berlari secepat mungkin, berharap tidak ditemukan siapapun.
“Kibum-i..capek sekali...aku tidak sanggup berlari lagi!” kata Miyuy tampak kehabisan nafas.
Kibum melihat sebuah gang sempit dan langsung membawa Miyuy ke tempat itu. Gang itu sempit dan gelap, tidak ada penerangan sama sekali. Miyuy mau tak mau merasa takut juga.
“Kibum-i..”
Kibum meletakkan jarinya di bibir Miyuy, “Ssshhht...jangan bersuara...mereka akan menemukan kita...” kata Kibum berbisik.
Miyuy pun menurut, tapi masih sangat takut dengan keadaan gang yang sangat gelap itu, hanya ada sedikit sekali penerangan dari atas.
“Kibum-i...aku...takut...” suara Miyuy yang pelan itu tampak akan menangis.
Tiba – tiba Miyuy merasakan tubuhnya dipeluk.
“Jangan takut...aku disini...” ujar Kibum sambil memeluk Miyuy, lembut.
Tak lama, terdengar suara derap langkah kaki, para penggemar Kibum kehilangan jejak sang artis.
“Kemana dia??!”
“Iya...Kibum kemana yah?” tanya yang lain.
“Mungkin kesana...” seru seseorang, dan derap langkah kaki itu pun menjauh dari gang sempit itu.
“Haaah...Syukurlah...” kata Kibum sambil melepas pelukannya.
“Kita mau kemana sekarang?” tanya Miyuy.
“Hmm...kita belum bisa kembali ke jalan, aku takut mereka menemukan kita lagi.”Jelas Kibum. Kini Kibum mengeluarkan Ponselnya, menjadikannya sebuah penerangan. Sambil menggandeng tangan Miyuy, Mereka berdua menyusuri gang sempit itu, terlihat sebuah pintu disana.
“Sebuah gedung...” gumam Kibum, “Kita masuk saja yuk...” ajak Kibum sambil terus menggenggam tangan Miyuy.
Atap gedung kecil itu tidak terlalu buruk. Setidaknya disitu ada penerangan, dan bangku juga.
“Capek sekali ya...” kata Kibum menoleh pada Miyuy yang berada disebelahnya.
Wajah Miyuy tampak kesakitan, “Sakit...” keluh Miyuy.
“Kenapa Miyuy?” Kibum tampak khawatir.
“Kakikku...” kata Miyuy seraya memegangi kakinya.
Kibum langsung berjongkok dan melihat kaki Miyuy.
Telapak kaki Miyuy berdarah, Kibum baru ingat kalau tadi Miyuy berlari tidak memakai alas kaki apapun.
Kibum mengangkat kaki Miyuy sedikit, “Maafkan aku...aku...”
“Tidak apa...aku bodoh sekali berlari tanpa alas kaki...” potong Miyuy.
Kibum mengeluarkan sapu tangannya dan membalut kaki sebelah kanan Miyuy yang berdarah cukup parah, sedangkan kaki kirinya dibalut potongan kain jas Kibum yang ia sobek.
“Masih sakit kah?” kata Kibum sambil memandang Miyuy.
Miyuy tersenyum, “Tidak apa...sudah lumayan kok.”
“Sekali lagi maafkan aku ya...”Ucap Kibum lagi.
Miyuy hanya tersenyum, “Kita tadi...seperti main petak umpet yah?” pikiran Miyuy pun melayang ke masa lalu.
“Kau selalu membuat kita ketahuan tau!” protes Kibum.
Miyuy mendorong bahu Kibum pelan, “Siapa suruh kau selalu bersenyembunyi denganku!” balas Miyuy.
Kibum hanya tertawa kecil, mengingat masa kecil adalah hal yang sangat menyenangkan memang.
Kibum melirik jam tangannya..sudah hampir pukul 11 Malam.
“Miyuy..maukah kau menungguku sebentar saja...”
“Hah? Tapi aku tak mau sendirian...” ujar Miyuy agak ketakutan.
“Hmm..20 menit.” Kata Kibum lalu memasang headset iPodnya pada Miyuy, “Kumohon.”
Kibum pun segera berlari tanpa Miyuy dapat protes lagi.
20 Menit kemudian, Miyuy masih mendengarkan iPod Kibum yang isinya lagu – lagu Super Junior *NARSIS, PAK!!*
Miyuy menoleh ketika seseorang datang, menyembunyikan sesuatu dibelakangnya, itu Kibum. Miyuy pun secara refleks melepaskan headset yang dipakainya, tapi tak bergerak kemanapun, tentu saja karena kaki Miyuy masih tidak bisa dipakai berjalan.
Kibum kembali berjongkok didepan Miyuy, memperlihatkan apa yang sejak tadi ia sembunyikan.
Sebuah cake harga ekonomis dengan lilin tertancap ditengahnya.


“Happy Birthday, Miyuy...”


Miyuy menutup mulutnya tak percaya, sungguh saat itu ia melihat sosok Kibum seperti kembali ke sepuluh tahun lalu.
“Makasih Kibum-i....”
Kibum tersenyum dan duduk disebelah Miyuy, masih memegang cake kecil itu.
“Ayo tiup lilinnya..sudah hampir jam 12 malam, tanggal 30 nya akan segera berakhir.” Jelas Kibum.
Miyuy tersenyum, lalu hendak meniup lilinnya.
“Tunggu sebentar...kau harus make a wish dulu...” kata Kibum lagi.
Miyuy pun mengagguk lalu berbisik dalam hati, “Semoga Kibum-i tak pernah pergi lagi...kumohon...” lalu segera meniup lilin kecil itu.
“Apa yang kau harapkan?” tanya Kibum.
“Rahasia...” kata Miyuy, “Kalau aku menyebutkannya, harapan itu tak akan terwujud...” ucapnya lagi.
“Eh?” Kibum menyadari sesuatu, “Kau menyebutkannya waktu itu..”
“Aku ingin Kibum-i nepatin janjinya . . .”
Kata – kata itu terngiang di kepala Kibum. Tiba – tiba Kibum pun memeluk Miyuy setelah sebelumnya menyimpan cake kecil itu.
“Maaf...maafkan aku...”
Miyuy yang dipeluk tiba – tiba sangat kaget dan hanya bisa diam. Kibum dan Miyuy berpelukan tanpa suara, hening sekali ditempat itu.
“Kenapa Kibum-i tidak pernah menepati janjinya?” tanya Miyuy sedikit berbisik.
Kibum melepaskan pelukannya, menggeggam tangan Miyuy, “Aku sangat ingin menepatinya. Setiap tahun...aku berharap aku amsih punya alamat e-mailmu...masih tahu akan mengirim surat kemana..tapi nyatanya aku tak bisa.”
“Eh? Kenapa?” tanya Miyuy kaget.
“Rumahku...kebakaran...segalanya habis, aku tak dapat menyelamatkan apapun.” Ucap Kibum.
Miyuy kaget, ternyata Kibum bukannya tidak menepati janjinya, tapi ia tak tahu harus berkirim surat kemana, ia kehilangan alamatnya, kehilangan segalanya.
“Maafkan aku Kibum-i....” kata Miyuy.
“Untuk apa?” Kibum menoleh, memandang Miyuy.
“Untuk membencimu selama ini karena kukira kau...melupakanku....” suara Miyuy kini bergetar, hampir menangis.
Kibum meremas tangan Miyuy yang sedang ia genggam, “Aku selalu bisa memaafkanmu...karena... aku selalu mencintai Miyuy...”
“Eh?” Miyuy kaget dan sekarang memandang wajah Kibum tampak tak percaya.
Ternyata Kibum pun sedang memandangnya, tiba – tiba saja jarak antara wajah mereka sudah semakin dekat, dan tanpa aba – aba, Kibum menyentuhkan bibirnya pada bibir Miyuy, setelah beberapa lama, Kibum pun melepaskannya.
Miyuy merasa jantungnya tak bisa lagi menahan semuanya jika Kibum lebih lama lagi menciumnya.


The capacity of our love
Inside your eyes
The capacity of your love
My love overflows inside you
Feel it with your heart
How much I’m in your heart
Speak with those lips
For a long while

Saying that you’ve come to love me



“Saranghae yo...Miyuy...” ucap Kibum sedikit berbisik.


Kibum mengambil kotak putih yang sejak kemarin ia persiapkan, dan menyerahkannya pada Miyuy.
Miyuy mendapati sebuah cincin mungil berwarna putih, dengan desain yang sangat sederhana.
“Apa ini Kibum-i?”
Kibum tak menjawab, hanya segera mengambil cincin itu, menyematkannya *edun..* di jari manis sebelah kanan tangan Miyuy, lalu berkata, “Kini Miyuy hanya milikku...” ucapnya yakin.

You are my love
And I'm the only one for you
I'll always be by your side




May 30, 2011


“Kapan kau datang kesini Kibum-i??!!” teriak Miyuy di ponselnya, “Kau berjanji bertemu denganku minggu lalu!”
“Maaf Miyuy...aku tak tahu apakah aku bisa kesana hari ini.” Suara Kibum di telepon pagi itu membuat mood Miyuy rusak.
Hari ini adalah Ulang Tahunnya, tapi mengapa kekasihnya itu malah tidak bisa datang? Sudah sebulan ini Miyuy tidak bertemu Kibum, alasannya karena Kibum sedang merampungkan drama terbarunya.
Miyuy masih mempersiapkan bahan – bahan kuliahnya, ketika tiba – tiba Miyuy merasa jendelanya dilempar sesuatu. Miyuy menoleh dan penasaran apa yang terjadi diluar.
“Selamat Pagi...cantiikk!!” seru seseorang.
Itu Kibum. Ia berbohong soal tak bisa datang itu. Wajah Miyuy tiba – tiba cerah.
“Happy Birthday!!!” teriaknya lagi.
Miyuy pun tersenyum, mengangguk.
“Miyuy....ada yang ingin kusampaikan....” kata Kibum lagi.
“Apa?” teriak Miyuy membalasnya.
Tak ada kota romantis seperti Venesia atau Paris... Karena kisahku bukanlah kisah dalam drama atau novel romantis yang bisa membuat penikmatnya berujar ‘so swee~et’. Walaupun tak ada kota romantis, atau apalah. Begitu pikir Miyuy, karna yang terpenting adalah....


I wanted to confess
I want to make it so that it's me
The work because I wanted you


“Bersediakah kau menghabiskan seluruh hidupmu bersamaku?” kata Kibum sambil mengacungkan sebuket bunga, dan berlutut.
Miyuy tak lagi berdiam diri, ia segera berlari kebawah, sampai Mamanya pun terheran – heran melihat putrinya berlari secepat itu di rumah. Setelah mencapai pintu, Miyuy berlari kepelukan Kibum.
“I do....” jawab Miyuy tepat ditelinga Kibum.



OWARI~




Comment is love XDDDD

2 komentar:

M I Y U Y mengatakan...

hwaaaaaaa


ampun deh

6 chapter skaligus

terharu saya..


makasih smwa'y

^0^

LOL

Desperate Housewives mengatakan...

hahahahahahay XDDD


sebenernya ini wansyot, loh

tapi kepanjangan XP